Monday, 12 June 2017

Asuhan Keperawatan TB Paru



 KONSEP DASAR MEDIS

A.           Pengertian
          Tuberculosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang paling sering mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit, tetapi hanya strai bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 mm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah (Brunner & Suddart, 2014).

B.           Epidemologi / Insiden Kasus
          Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sepertiga dari populasi diperkirakan terinfeksi dengan Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun 2009, ada 9,4 juta kasus baru dengan 1,7 juta kematian secara global. Sebagian besar kematian terdapat pada negara berkembang yang memiliki keterbatasan sumber daya (Belay dkk, 2011).
          Di perkirakan angka kematian akibat TB Paru adalah 8.000 setiap hari dan 2,3 juta setiap bulan. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar kematian akibat TB Paru terdapat di Asia Tenggara yaitu 625.000 orang. Tiga negara dinyatakan sebagai negara dengan“disease burden” tertinggi, yaitu Cina, India dan salah satunya adalah Indonesia (Sjahrurachman, 2010)...........

Kecerdasan Emosional dalam Praktik Keperawatan


             Pernahkah Anda mendengar tentang kecerdasan emosional? mungkin yang sering kita dengar adalah kecerdasan intelektual atau yang kita kenal dengan IQ. Kecerdasan Emosional dinilai melengkapi kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosional dipopulerkan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995 dan untuk pertama kalinya dilontarkan oleh psikolog Peter Solovey dari Horvard University dan Jhon Mayer dari University of Newhampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan hidup manusia. 
         Kecerdasan emosional merujuk ke kumpulan keterampilan, kapabilitas dan kompetensi nonkognitif, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan dan tekanan lingkungan (Robbins, 2006). Goleman (2015) mengatakan, kompetensi emosional merupakan unsur yang menentukan kinerja prima. Kompetensi ini lebih mendukung serta lebih penting dari pada kemampuan kognitif untuk mencapai kinerja yang luar biasa di semua jenis pekerjaan. Goleman mengatakan, ketrampilan emosional menentukan seberapa baik kita mampu menggunakan keterampilan-keterampilan lain mana pun yang kita miliki, termasuk intelektual yang belum terasah.
       Survey dilakukan di Shebin El Kom University Hospital di Mesir dan didapatkan rata-rata kecerdasan emosional perawat berada pada level rendah (Bakr dan  Safaan, 2012). Di negara berkembang seperti Indonesia, sebagian besar sumber daya manusia masih memiliki kecerdasan emosional yang kurang baik (Mangkunegara, 2010). Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa orang dengan kecerdasan emosional yang kurang baik cenderung memiliki kinerja yang kurang baik pula. Mengapa? karena salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah kecerdasan, dan didalamnya termasuk kecerdasan emosilonal. Goleman (2015) mengungkapkan kecerdasan emosional juga turut menentukan keberhasilan seseorang. Kecerdaasan emosional merupakan suatu kemampuan seperti kemampuan memotivasi diri, bertahan terhadap frustrasi, mengatur suasana hati agar beban stress tidak melumpukan kemampuan berpikir,  dan berempati.
       Dalam sebuah rumah sakit, pelayanan keperawatan berkontribusi cukup besar dalam menentukan mutu pelayanan. Interaksi langsung perawat dengan pasien berlangsung selama 24 jam penuh. Jumlahnya pun mencapai 40-60% dari seluruh tenaga kesehatan rumah sakit. Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien. Kualitas pelayanan kesehatan sangatlah bergantung pada kinerja perawat. 
     Pelayanan keperawatan memerlukan sosok perawat yang memiliki kecerdasan emosional tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasien yang mencakup kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual. Perawat dengan kecerdasan emosional tinggi dapat berkontribusi untuk kinerja lebih tinggi.  Penelitian yang dilakukan Paomey (2016) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja  perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Asuhan Keperawatan Syok



KONSEP DASAR MEDIS

A.    Definisi
Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Kemudian diikuti perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk mengantisipasi kemungkinan syok. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik, kardiogenik, neurogenik, atau septik syok). (Smeltzer, 2010)

B.     Etiologi
Tekanan darah bergantung pada produk curah jantung dan TPR. Dengan demikian, segala sesuatu yang menyebabkan gangguan kecepatan denyut jantung, volume sekuncup, atau TPR dapat menyebabkan syok. Terdapat enam penyebab utama syok.
1.      Syok kardiogenik dapat terjadi setelah curah jantung kolaps, yang sering terjadi akibat infark miokard, fibrilasi, atau gagal jantung kongestif.
2.      Syok hipovolemik dapat terjadi apabila terjadi kehilangan volume darah sirkulasi sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun drastic. Perdarahan dan dehidrasi dapat menyebabkan syok hipovolemik....................
.