Wednesday 16 May 2018

DIAGNOSA KEPERAWATAN: NYERI AKUT VS NYERI KRONIS


Dalam menjalankan peran, tugas, dan fungsi keperawatan, penentuan diagnose merupakan hal penting. Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Masalah yang paling sering ditemukan dalam perawatan pasien adalah masalah nyeri. Dengan adanya keluhan nyeri dari pasien perawat dapat mengangkat diagnosa nyeri dan membuat intervensi untuk menyelesaikan masalah pasien. Dalam buku diagnosis NANDA, terdapat 3 macam nyeri: yaitu Nyeri Akut, Nyeri Kronis dan Nyeri Persalinan. Diagnosa Nyeri Persalinan diangkat saat pasien mengalami nyeri saat sedang melahirkan. Namun untuk penggunaan diagnosa Nyeri Akut dan Nyeri Kronis masih banyak perawat ataupun mahasiswa keperawatan yang belum paham betul apa perbedaan keduanya. Kebanyakan kita menganggap perbedaan kedua diagnoasa ini hanya terletak pada durasi dimana nyeri akut terjadi tiba-tiba atau dalam waktu < 3 bulan dan nyeri kronis terjadi lambat dan lama < 3 bulan.
Dalam pengalaman praktik klinik selama menjadi mahasiswa keperawatan saya banyak melihat baik pada teman2 mahasiswa bahkan yang sudah perawat mengangkat diagnosa nyeri akut maupun nyeri kronis namun ketika mereka membuat rencana tindakan keperawatan, rencana untuk kedua diagnosis ini sama saja, tidak ada perbedaan. Rencana yang dibuat seperti: pengkajian nyeri; manajemen nyeri non farmakologi seperti distraksi dan relaksasi; dan kolaborasi pemberian analgetik. Apakah hal ini benar? Bahwa perbedaan Nyeri akut dan Nyeri Kronis hanya terletak pada definisi diagnosa dan sama pada intervensi? Mari kita lihat perbedaan lebih jelasnya.